-->

Teori Etika Komunikasi: Pengertian dan Fungsinya

Dalam berkomunikasi, manusia harus mengedepankan etika. Apa itu Etika Komunikasi?

Di postingan sebelumnya kita sudah membahas Proses Komunikasi dan Fungsi Komunikasi yang antara lain menyebutkan tentang dimensi hubungan dan dimensi isi dari kegiatan komunikasi manusia.

Sekarang, kita berbicara tentang dimensi hubungan atau relasi antara satu manusia dengan manusia lainnya. 

Relasi itu tentu dikembangkan dalam kerangka budaya. Bisa saja orang yang menjalin relasi itu adalah orang yang sama budayanya, namun bisa juga berbeda budayanya. 

Begitu eratnya kaitan antara komunikasi dan budaya, ditegaskan oleh Condon dan Yousef (dalam Mulyana, 2005b: 14) yang menyatakan, “begitu kita berbicara tentang komunikasi, tak terhindarkan lagi, kita pun berbicara tentang budaya.

Sebelum beranjak lebih jauh kita perhatikan dulu makna budaya seperti digambarkan berikut:

Teori Etika Komunikasi: Pengertian dan Fungsinya
 Teori Etika Komunikasi: Pengertian dan Fungsinya

Gambar 1.5. menunjukkan bagaimana budaya itu. Kita bisa mengibaratkannya seperti mengupas bawang. Setelah lapis yang satu kita kelupas, ada lapis berikutnya dan terus begitu hingga sampai ke lapis terdalam. 

Budaya yang oleh Hofstede dirumuskan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota satu kategori dengan kategori lainnya (Mulyana, 2005b: 14), menggambarkan budaya seperti lapisan bawang itu. 

Lapis-lapis simbol, pahlawan dan ritual bisa dilihat oleh orang yang bukan berasal dari budaya itu, namun nilai-nilai ada di lapis inti yang hanya dapat ditafsirkan oleh orang yang berasal dari budaya itu.

Nah, nilai-nilai itu kemudian antara lain terwujud dalam etika. Berdasarkan nilai-nilai tersebut kita kemudian melihat soal kepantasan, kepatutan, ketepatan, keserasian, keindahan, dan keharusan satu perilaku dalam kehidupan sehari-hari. 


Etika Komunikasi: Nilai-Nilai dalam Berkomunikasi

Komunikasi yang merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, tentu saja tidak lepas dari ikatan nilai-nilai itu. Tindak komunikasi manusia merupakan tindakan yang terikat nilai-nilai.

Kita bisa melihat bagaimana orang lebih memilih menggunakan kata beliau dibandingkan dengan kata dia untuk orang yang dihormati secara sosial. 

Hal tersebut menunjukkan bagaimana ada soal kepatutan dan ketepatan untuk menyebut kata ganti bagi orang yang dihormati bersama. Karena itulah, dalam komunikasi manusia, etika komunikasi menjadi bagian yang penting. 

Etika Komunikasi: Nilai-Nilai dalam Berkomunikasi

Tentu juga dalam komunikasi bisnis akan ada etika yang mengatur bagaimana cara berkomunikasi dan bagaimana sepatutnya komunikasi dilakukan oleh satu organisasi yang menunjukkan dirinya sebagai organisasi yang beradab.

Nilai-nilai luhur seperti kejujuran, ketulusan, kasih sayang, dan tanggung jawab akan tercermin dalam komunikasi manusia. Kebohongan dianggap berlawanan dengan kejujuran sehingga komunikasi yang berisi kebohongan dipandang tidak patut dilakukan oleh manusia. 

Begitu juga komunikasi yang tidak tulus atau komunikasi yang mendorong berkembangnya ketidaktulusan (mistrust) di tengah komunitas bisnis atau masyarakat pada umumnya merupakan tindak komunikasi yang dipandang tidak patut dikembangkan.

Apa yang dikemukakan di atas merupakan beberapa contoh dari dimensi isi pesan komunikasi. Isi pesan komunikasi itu, setelah di-encode ke dalam bahasa akan terikat pada kesantunan berbahasa. 

Dalam beberapa bahasa daerah di Indonesia kita mengenal tingkatan bahasa dari kasar sampai halus. Dalam bahasa Indonesia, meski tidak ada tingkatan bahasa seperti bahasa daerah, namun kesantunan berbahasa merupakan bagian dari sopan santun kita. 

Adanya fenomena eufemisme sesungguhnya menunjukkan bagaimana sopan santun berbahasa itu, meski kini kerap dipandang eufemisme dipandang sebagai penghalusan kenyataan dan tindakan untuk penyembunyian kenyataan. Namun eufemisme yang ada pada semua bahasa sesungguhnya bagian dari kesantunan berbahasa tadi.

Etika juga mengatur bagaimana dimensi relasi dari komunikasi manusia. Pada masyarakat kita ada etika yang mengatur hubungan antara anak dan orang tua, pria dan wanita, atau antara seseorang dengan orang yang lebih tua. Etika pun mengatur waktu yang dipandang tepat untuk berkomunikasi. 

Kita memiliki waktu yang dianggap patut untuk berkomunikasi dan waktu yang tidak patut untuk melakukan komunikasi. Di samping waktu, ada juga tempat untuk melakukan komunikasi yang dianggap patut dan tidak patut selain situasi yang dianggap tepat dan tidak tepat.

Dengan demikian, pada dasarnya etika komunikasi tersebut bersumber dari etika sosial tempat komunikasi tersebut dilangsungkan. Sebagai tindakan manusia yang terikat etika dan nilai-nilai, komunikasi manusia tentunya akan merefleksikan etika dan nilai-nilai tersebut. 

Baca juga: Tesis Tentang Seni dan Agama Hari Ini Theodor W. Adorno

Komunikasi bisnis pun tentu demikian adanya. Tidak ada komunikasi bisnis yang tidak terikat oleh nilai-nilai dan etika yang berlaku dalam dunia bisnis.

Selain itu, dalam konteks bisnis, tentu ada aturan main dalam dunia bisnis. Orang menyebutnya sebagai tata krama dan tata cara (code of conduct) dalam dunia bisnis. 

Hal tersebut tentu saja mesti tercermin dalam komunikasi yang berlangsung di dalam dunia bisnis. 

Kegiatan dan proses komunikasi yang berlangsung dalam konteks bisnis akan terikat oleh code of conduct itu dan juga terikat oleh nilai-nilai dan etika yang berlaku dalam masyarakat yang menjadi tempat organisasi bisnis beroperasi.


Itulah sedikit pembahasan mengenai etika komunikasi yang hendaknya selalu kita pegang Ketika kita melakukan kegiatan komunikasi dengan siapapun. Lanjut baca artikel selanjutnya untuk mengetahui apa itu komunikasi bisnis.


0 Response to " Teori Etika Komunikasi: Pengertian dan Fungsinya"

Posting Komentar