Sejarah Public Speaking dan Perkembangannya, Berawal dari Ilmu Retorika

Sindu
By -
0

Bagaimana Sejarah Awal Perkembangan Public Speaking?

Public speaking sebagai retorika, seni berbicara secara efektif, telah ada sejak awal peradaban manusia. Walau tidak dapat menyebutkan tahunnya dengan pasti, beberapa temuan dari masa peradaban kuno memperlihatkan keberadaan public speaking dalam masyarakat mereka. 

William Hallo menelusuri bahwa retorika telah tercatat di Mesopotamia Kuno (yang sekarang menjadi lokasi negara Irak) sekitar 2285 tahun sebelum masehi (SM), dibuktikan dengan dokumentasi cerita mengenai para raja dan pendeta yang diukir di atas batu (Binkley & Lipson, 2004: 3).

Sejarah Public Speaking, Berawal dari Ilmu Retorika

Bukti lain keberadaan retorika juga dapat dilihat pada peninggalan Mesir Kuno, sekitar 2080 tahun sebelum masehi, berupa tulisan tentang aturan retorika (Hutto, 2002: 213). Aturan tersebut menyatakan bahwa "tahu kapan harus diam" adalah pengetahuan yang penting dalam retorika. Orang Mesir Kuno berpendapat bahwa menjaga keseimbangan antara kefasihan berbicara berbicara dengan kebijakan untuk diam adalah sebuah hal yang penting. 

Retorika juga dapat dilacak sampai ke Daratan Cina pada ajaranKonfusius, filsuf Cina yang ajarannya berkembang menjadi agama Konghucu, yang menekankan pentingnya kefasihan dalam berbicara.

Sejarah retorika yang paling terkenal praktik public speaking dalam bentuk retorika telah banyak diterapkan dalam masyarakat Yunani Kuno. Pada masa itu keputusan yang menyangkut masyarakat diambil dalam sebuah rapat besar yang dihadiri para warga polis, kota- kota di Yunani yang biasanya dikelilingi oleh tembok benteng. 

Orang yang berhak hadir dalam rapat tersebut dan memberi pendapat adalah warga polis yang tercatat secara hukum sebagai warga bebas, bukan budak maupun tahanan. Perubahan politik dari bentuk kerajaan menjadi bentuk demokrasi pada masa itu memang sangat mendorong kebebasan berbicara. Karena itu, kemampuan berbicara di depan umum menjadi penting untuk mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat atau pertemuan politik.

Praktik retorika juga terlihat di pengadilan Yunani kuno. Kedua pihak yang bertikai saling melemparkan argumen untuk mempengaruhi keputusan hakim dan juri untuk memenangkan mereka. Selain itu, para pemikir Yunani Kuno biasanya menyampaikan pemikiran mereka di depan publik dalam kompetisi mencapai kemasyhuran atau pengaruh politik. Kata retorika yang kita kenal didapat kata Yunani "rhetorike", yang melingkupi teori dan praktik berpidato di depan publik (Herrick, 2001: 34).


1. Kaum Sofis dan Retorika

Tidak heran bila pada masa itu dikenal guru-guru retorika yang berkelana dari satu kota ke kota lain, yang dikenal sebagai kaum Sofis. Kaum Sofis memiliki tiga kemampuan: berpidato di depan publik, menulis naskah pidato, dan mengajarkan cara melakukan retorika kepada orang lain. 

Para guru ini mengajari para pengacara dan politisi Yunani Kuno untuk berbicara secara meyakinkan di pengadilan dan rapat politik. Mereka dikenal memiliki kemampuan berbahasa dan memukau publik dengan penampilan menarik serta pakaian berwarna-warni (Herrick, 2001: 34).

Beberapa guru retorika dari kaum Sofis mengaku mampu mengajarkan kemampuan menjadi pemimpin yang terdiri dari nilai-nilai positif, manajemen citra, dan pengembangan diri. Klaim ini dikritik oleh banyak orang Yunani masa itu karena mereka menganggap kualitas pemimpin adalah kualitas yang dimiliki sejak lahir atau karena pendidikan yang baik sejak lahir, hal yang biasanya dimiliki oleh kelompok bangsawan. 

Reaksi negatif terhadap kaum Sofis antara lain juga karena kaum Sofis mengajarkan retorika kepada siapa pun yang bersedia membayar mereka, tidak harus dari kelompok bangsawan, biasanya dengan harga yang mahal hingga kaum Sofis biasanya kaya raya. 

Praktik menjadi pengajar profesional yang dibayar, siapa pun muridnya, merupakan praktik yang lazim kita lakukan pada masa ini. namun pada masa Yunani Kuno praktik tersebut dianggap menyalahi norma pendidikan karena seharusnya pendidikan diberikan hanya pada mereka yang terpilih, berdasarkan karakter yang unggul dan latar belakang keluarga terpandang. Tentu saja, pengkritik kuat kaum Sofis karena alasan ini adalah para kaum bangsawan karena telah memusnahkan monopoli mereka akan keterampilan public speaking.

Terlepas dari kritik itu, kaum Sofis berjasa memopulerkan retorika sebagai keterampilan yang bisa dipelajari karena pada awalnya kemampuan retorika dianggap sebagai karunia dari para dewa dan tidak dapat dimiliki oleh semua orang. Kemampuan public speaking ini juga menjadikan kelas menengah secara ekonomi juga mampu berpartisipasi dalam politik, yang mendorong demokratisasi politik di Yunani Kuno, terutama di Athena, kota terbesar pada masa itu.


2. Para Guru Retorika Kaum Sofis

Guru dari kaum Sofis yang terkenal antara lain Gorgias (hidup sekitar 483-376 SM). Protagoras (481-420 SM), dan Isocrates (446-338 SM). Gorgias berpendapat bawa seorang pembicara retorika yang ahli dapat berbicara tentang topik apa pun secara meyakinkan, walau ia tidak memiliki banyak pengetahuan tentang topik tersebut. 

Reputasi Gorgias dalam retorika sangat legendaris. Misalnya saja, ia berhasil mempengaruhi masyarakat Athena membangun sebuah patung emas untuk menghormati dirinya, sebuah praktik yang tidak pernah dilakukan masyarakat Athena bagi seorang pendatang (Gorgias berasal dari Leontini dan datang ke Athena sebagai duta besar kota tersebut). 

Ada cerita bahwa Gorgias ternyata membiayai sendiri pembuatan patung tersebut. Kalau cerita tersebut benar, itu membuktikan betapa kayanya Gorgias sebagai pengajar retorika pada masa itu.

Gorgias juga sangat memperhatikan pemakaian bahasa dalam retorika. Ia percaya bahwa pemilihan kata tertentu yang diucapkan dengan cara tertentu akan sangat mempengaruhi publik pendengarnya. 

Sampai sekarang pemikiran Gorgias masih terasa kebenarannya, misalnya saja pada salah satu pidato Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, yang paling banyak dikutip orang: "Ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country (jangan tanyakan apa yang dapat Negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang dapat kamu berikan kepada Negara)" (Herrick, 2001: 41). 

Permainan kata yang cantik dengan cara penekanan yang tepat masih memberikan efek persuasi bagi publik masa ini.

Baca juga: Filsafat Sebagai Sebuah Gagasan dan Wacana

Protagoras tercatat sebagai orang pertama yang memungut bayaran untuk mengajar retorika. Ia memberikan landasan filosofi bagi praktik retorika pada masa itu. Protagoras percaya bahwa kebenaran adalah apa yang orang percayai, relatif bagi setiap orang. Protagoras mengajarkan bahwa argumen dalam retorika harus disusun secara sistematik, terlepas dari kebenaran di dalamnya, demi mencapai kemenangan retorika. 

Penyelesaian dari setiap masalah tergantung dari argumen pro-kontra yang ada dan argumen yang terbaiklah yang menawarkan solusi terbaik. Bagi Protagoras, seorang yang menguasai retorika adalah orang yang mampu menyusun argumen dengan mengantisipasi kontra argumen yang mungkin dilontarkan oleh lawannya. 

Ajaran-ajaran Protagoras inilah yang dipakai oleh banyak kaum Sofis dan mengundang kritik atas moral mereka oleh banyak filsuf Yunani Kuno. 

Isocrates, guru Sofis lainnya, lahir dari keluarga kaya hingga ia mendapat kesempatan menjadi murid filsuf besar Socrates (yang juga guru Plato), dan mungkin sempat menjadi murid Gorgias. Ia memulai kariernya sebagai penulis pidato, sebelum menjadi pengajar retorika. Isocrates mendirikan sekolah retorika pertama di Athena, kota terbesar pada masa Yunani Kuno. Isocrates berpendapat bahwa berbicara tentang topik yang luhur dan pertanyaan penting akan meningkatkan kualitas dari pembicara dan pendengarnya. 

Tag:buku public speaking pdf materi public speaking yang menarik ppt perkembangan public speaking tujuan public speaking public speaking menurut para ahli 5 hukum retorika dalam public speaking manfaat public speaking materi tentang public speaking

Ketertarikan utamanya adalah dunia politik. Karena itu, ia mengajarkan para muridnya bukan dengan tujuan supaya mereka menjadi pembicara yang pandai dan menarik, melainkan supaya mereka mampu mempengaruhi praktik politik di Athena. 

Yang membedakan Isocrates dengan guru Sofis yang lain adalah ia menuntut supaya murid-muridnya memiliki standar moral yang tinggi. Ia mengakui bahwa tidak mungkin untuk mengajarkan tentang moralitas kepada siapa pun, karena itu ia hanya akan mengajar orang yang telah memiliki moralitas yang tinggi.

Namun Plato, seorang filsuf besar pada masa itu, mengecam cara-cara yang dipakai para Sofis karena memanfaatkan cara berbicara yang kelihatan menarik dan meyakinkan, tanpa peduli terhadap kebenaran isinya. 

Bagi Plato, retorika hanyalah rayuan kosong yang menipu publik. Kecaman ini bergaung sampai sekarang saat kita mengatakan apa yang disampaikan seorang pengacara, politisi, pedagang atau siapa pun, tanpa memiliki kebenaran, sebagai "hanya retorika semata" (Griffin, 2003: 303). 

Ketidaksukaan Plato dan filsuf-filsuf Yunani Kuno, terutama di Athena, terhadap kaum Sofis juga disebabkan kecurigaan mereka akan moral para kaum Sofis. Karena kaum Sofis sering berkelana dari satu kota ke kota lain, mereka tahu bahwa kepercayaan orang dari satu kota berbeda dengan orang dari kota lain. 

Budaya, pernikahan, struktur sosial, bahkan sistem hukum setiap kota pertanyaan filosofi yang umum, sedang retorika ditujukan para masalah yang spesifik, bersifat praktis. Dialektika mencari kepastian akan kebenaran. sedang retorika memberikan kemungkinan-kemungkinan akan kebenaran. Jadi, retorika merupakan seni untuk mencari cara menampilkan suatu kebenaran pada publik.

Tag: Siapakah tokoh public speaking? Menurut para ahli apa itu public speaking? Siapa Penemu retorika pertama kali di dunia? Kapan public speaking dilakukan?

Demikian pembahasan materi tentang Sejarah dan Perkembangan Public Speaking. Baca juga: Materi BMP Public Speaking SKOM4312 Edisi 2 – Modul 1 Bagian 2

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!