Review Film Semesta (2020) , Sebuah Film Karya Chairun Nissa
Jumat, 20 Maret 2020
Add Comment
Review Film Semes7a - Pada kesempatan ini kami akan me-review sebuah film dokumenter Indonesia berjudul Semes7a atau dibaca Semesta yang rilis pada tahun 2020. Langsung saja disimak ulasan lengkapnya!
Jangan lupa juga membaca Review Film Mangkujiwo.
Dibagi atas 7 sekuens, film ini dimulai dengan urutan Bali - Sungai Utik - Flores - Papua - Aceh - Yogyakarta - Jakarta.
Sekuens Bali dibuat begitu spiritual dan lebih menonjolkan masyarakat Bali dalam ritual Nyepi-nya. Begitu juga mereka bisa mengurangi emisi rumah kaca di dunia ini. Masuk dalam sekuens Sungai Utik, kita bisa merasakan cerita pedalaman yang juga merawat lingkungan sekitar karena tuntutan nenek moyang.
Suku-suku dalam itu begitu menginspirasi dalam perilaku mereka. Dilanjutkan dengan sekuens Flores dan Papua, kita diperlihatkan keindahan pulau Flores dan Raja Ampat namun lingkungan mereka kadang yang selalu rusak karena ulah manusia.
Melalui tindakan Romo dan Almina, mereka bisa mengatasi permasalahan daerah tersebut. Tak lupa, kita diperlihatkan spiritual Kristen yang begitu kental dalam dua sekuens ini, tak henti-hentinya memohon untuk lingkungan ini tetap terjaga dengan aman.
Di Aceh dan Yogyakarta, unsur islami diperlihatkan, walaupun secara minor, namun berdampak pada perilaku Pak Yusuf dan Iskandar Waworuntu pada lingkungan.
Film ini pun berakhir di sekuens Jakarta, pusat kota yang di tengah-tengahnya terdapat kebun Kumara, paling menginspirasi bagi orang perkotaan.
Tujuh sekuens ini dibuat begitu dekat agar kita bisa merasakan lingkungan Indonesia ini semakin rusak. Hal ini juga begitu hangat dan seru untuk dinikmati, karena diisi dengan canda dan haru akan lingkungan ini.
Semuanya menyimpulkan bahwa tak memandang ras, suku, atau agama apapun, kita tinggal di lingkungan Indonesia dan harus bisa menjaganya. Karena alam juga hidup dan menjaga kita semua.
Apabila kita tak mau menjaganya, alam pun akan lepas tangan, malah lebih lagi akan menghancurkan kita.
Tata kamera yang luwes memberikan sentuhan tersendiri bagi tiap-tiap provinsinya, membuat penonton bisa merasakan apa yang terjadi pada setiap sekuens.
Didukung juga oleh tata musik dan suara yang lembut dan mengalun lambat, membuat 'Semes7a' begitu menyentuh dan menarik untuk ditonton.
Film Semes7a ini bisa membawa perasaan penonton dan menyadarkan mereka tentang hidup manusia yang selalu berdampingan dengan lingkungan. Namun, sayangnya transisi tiap sekuens dirasa terlalu cepat dan terburu-buru.
Demikian ulasan review film Semes7a dalam bahasa Indonesia. Kamu sudah nonton film Semesta? Bagikan review dan rating kamu di komen bawah yaa!
Jangan lupa juga membaca Review Film Mangkujiwo.
Review Film Semesta (2020)
CERITA
"Semes7a" adalah media pelestarian lingkungan Indonesia lewat dokumentasi tujuh orang inspiratif yang memiliki cara masing-masing sesuai tantangan yang mereka hadapi dalam suatu daerah.Dibagi atas 7 sekuens, film ini dimulai dengan urutan Bali - Sungai Utik - Flores - Papua - Aceh - Yogyakarta - Jakarta.
Sekuens Bali dibuat begitu spiritual dan lebih menonjolkan masyarakat Bali dalam ritual Nyepi-nya. Begitu juga mereka bisa mengurangi emisi rumah kaca di dunia ini. Masuk dalam sekuens Sungai Utik, kita bisa merasakan cerita pedalaman yang juga merawat lingkungan sekitar karena tuntutan nenek moyang.
Suku-suku dalam itu begitu menginspirasi dalam perilaku mereka. Dilanjutkan dengan sekuens Flores dan Papua, kita diperlihatkan keindahan pulau Flores dan Raja Ampat namun lingkungan mereka kadang yang selalu rusak karena ulah manusia.
 |
| Review Film Semesta |
Melalui tindakan Romo dan Almina, mereka bisa mengatasi permasalahan daerah tersebut. Tak lupa, kita diperlihatkan spiritual Kristen yang begitu kental dalam dua sekuens ini, tak henti-hentinya memohon untuk lingkungan ini tetap terjaga dengan aman.
Di Aceh dan Yogyakarta, unsur islami diperlihatkan, walaupun secara minor, namun berdampak pada perilaku Pak Yusuf dan Iskandar Waworuntu pada lingkungan.
Baca juga: Review Film Mangkujiwo (2020)
Film ini pun berakhir di sekuens Jakarta, pusat kota yang di tengah-tengahnya terdapat kebun Kumara, paling menginspirasi bagi orang perkotaan.
Tujuh sekuens ini dibuat begitu dekat agar kita bisa merasakan lingkungan Indonesia ini semakin rusak. Hal ini juga begitu hangat dan seru untuk dinikmati, karena diisi dengan canda dan haru akan lingkungan ini.
Semuanya menyimpulkan bahwa tak memandang ras, suku, atau agama apapun, kita tinggal di lingkungan Indonesia dan harus bisa menjaganya. Karena alam juga hidup dan menjaga kita semua.
Apabila kita tak mau menjaganya, alam pun akan lepas tangan, malah lebih lagi akan menghancurkan kita.
TEKNIS PENDUKUNG
Arahan Chairun Nissa dalam film ini begitu dekat dan nyata. Sinematografi yang indah memberikan pemandangan Indonesia dalam 7 provinsi yang begitu memukau sekaligus membuat ruang bercerita yang luas bagi masing-masing karakternya. |
| Review film Semes7a (2020) |
Tata kamera yang luwes memberikan sentuhan tersendiri bagi tiap-tiap provinsinya, membuat penonton bisa merasakan apa yang terjadi pada setiap sekuens.
Didukung juga oleh tata musik dan suara yang lembut dan mengalun lambat, membuat 'Semes7a' begitu menyentuh dan menarik untuk ditonton.
Film Semes7a ini bisa membawa perasaan penonton dan menyadarkan mereka tentang hidup manusia yang selalu berdampingan dengan lingkungan. Namun, sayangnya transisi tiap sekuens dirasa terlalu cepat dan terburu-buru.
Demikian ulasan review film Semes7a dalam bahasa Indonesia. Kamu sudah nonton film Semesta? Bagikan review dan rating kamu di komen bawah yaa!
Next > 11 Film Jepang Terbaik 2019
0 Response to " Review Film Semesta (2020) , Sebuah Film Karya Chairun Nissa"
Posting Komentar