-->

Sejarah Logika, Awal Mula Perkembangan Logika dari Dulu Hingga Sekarang

Bagaimana sejarah perkembangan Logika?

Dalam sejarah perkembangan logika, banyak definisi dikemukakan oleh para ahli, yang secara umum memiliki banyak persamaan. Beberapa pendapat tersebut antara lain: The Liang Gie dalam bukunya Dictionary of Logic (Kamus Logika) menyebutkan: Logika adalah bidang pengetahuan dalam lingkungan filsafat yang mempelajari secara teratur asas-asas dan aturan-aturan penalaran yang betul (correct reasoning). 

Menurut Mundiri dalam bukunya tersebut Logika didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.


Awal Mula Sejarah Logika

Sejarah Logika dimulai sejak Thales (624 SM-548 SM), filosofi Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.

Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. 

Sejarah Logika, Awal Mula Perkembangan Logika dari Dulu Hingga Sekarang
Dalam sejarah, logika pertama kali diperkenalkan oleh...

Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari; Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati); Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia; Air jugalah uap; Air jugalah es.

Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan.

Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.

Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangan logika. Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. 

Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.


Zaman Dekadensi Logika

Kemudian muncullah zaman dekadensi logika. Salama ini logika mmengembang karena menyertai perkembangan pengetahuan dan ilmu yang menyadari betapa berseluk beluknya kegiatan berpikir yang langkahnya mesti di pertanggungjawabkan. 

Kini ilmu menjadi dangkal sifatnya dan sangat sederhana, maka logika juga merosot. Tetapi beberapa karya pantas mendapat perhatian kita, yakni Eisagogen dari Porphyrios, kemudian komentar-komentar dari Boethius dan Fons Scientiae (Sumber Ilmu) karya Johannes Damascenus.

Pada mulanya hingga tahun 1141, penggarapan logika hanya berkisar pada karya Aristoteles yang berjudul Kategoriai dan Peri Hermenias. Karya tersebut ditambah dengan karya Phorphyrios yang bernama Eisagogen dan traktat Boethius yang mencakup masalah pembagian, masalah metode debat, silogisme kategoris hipotesis, yang biasa disebut logika lama. 


Logika Suposisi

Sesudah tahun 1141, keempat karya Aristoteles lainnya dikenal lebih luas dan disebut sebagai logika baru. Logika lama dan logika baru kemudian disebut logika antik untuk membedakan diri dari logika terministis atau logika modern, disebut juga logika suposisi yang tumbuh berkat pengaruh para filosof Arab. 

Di dalam logika ini di ditunjuk pentingnya pendalaman tentang suposisi untuk menerangkan kesesatan logis, dan tekanan terletak pada ciri-ciri term sebagai symbol tata bahasa dari konsep-konsep seperti yang terdapat di dalam karya Petrus Hispanus, William dari Ockham.

Thomas Aquinas mengusahakan sistimatisasi dan mengajukan komentar-komentar dalam usaha mengembangkan logika yang telah ada. Pada abad XIII-XV berkembanglah logika seperti yang sudah disebutkan di atas, disebut logika modern. 

Tokohnya adalah Petrus Hispanus, Roger Bacon, W. Okcham, dan Raimon Lullus yang menemukan metode logika baru yang disebut Ars Magna, yakni semacam Al-jabar pengertian dengan tujuan untuk membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi.

Abad pertengahan mencatat berbagai pemikiran yang sangat penting bagi perkembangan logika. Karya Boethius yang orisinal dibidang silogisme hipotesis, berpengaruh bagi perkembangan teori konsekuensi yang merupakan salah satu hasil terpenting bagi perkembangan logika di abad pertengahan. 

Kemudian dapat dicatat juga teori tentang cirri ciri term, teori suposisi yang jika diperdalam ternyata lebih kaya dari semiotika matematika di zaman ini. Selanjutnya diskusi tentang universalia, munculnya logika hubungan, penyempurnaan teori silogisme, penggarapan logika modal, dan lain-lain penyempurnaan terknis.

Logika Aristoteles, selain mengalami perkembangan yang murni, juga dilanjutkan oleh sebagian pemikir, tetapi dengan tekanan-tekanan yang berbeda. Thomas Hobbes, (1632-1704) dalam karyanya Leviatham (1651) dan John Locke (1632-1704) dalam karyanya yang bernama Essay Concerning Human Understanding (1690). 

Meskipun mengikuti tradisi Aristoteles, tetapi dokrin-dokrinya sangat dikuasai paham nominalisme. Pemikiran dipandang sebagai suatu proses manipulasi tanda-tanda verbal dan mirip operasi-operasi dalam matematika. Kedua tokoh ini memberikan suatu interpretasi tentang kedudukan di dalam pengalaman.

Tag: sejarah logika adalah ilmu yang mempelajari tentang, logika menurut para ahli, awal mula ilmu logika

Logika Aristoteles yang rancangan utamanya bersifat deduktif silogistik dan menunjukkan tanda-tanda induktif berhadapan dengan dua bentuk metode pemikiran lainnya, yakni logika fisika induktif murni sebagaimana terpapar dalam karya Francis Bacon, Novum Organum (London, 1620) serta matematika deduktif murni sebagaimana terurai di dalam karya Rene Descartes, Discors The La Methode (1637).

Metode induktif untuk menemukan kebenaran, yang direncanakan Francis Bacon, didasarkan pada pengamatan empiris, analisis data yang diamati, penyimpulan yang terwujud dalam hipotesis (kesimpulan sementara), dan verifikasi hipotesis melalui pengamatan dan eksperimen lebih lanjut.

Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. 

Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesata penalarannya. Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematikan.

Baca juga: Pengertian Apropriasi Budaya

Ada empat hukum dasar dalam logika yang oleh John Stuart Mill (1806-1873) disebut sebagai postulat-postulat universal semua penalaran (universal postulates of all reasonings) dan oleh Friedrich Uberweg (1826-1871) disebut sebagai aksioma inferensi. Tiga dari keempat hukum dasar itu dirumuskan oleh Aristoteles, sedangkan yang satu lagi ditambahkan kemudian oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716). Keempat hukum dasar itu adalah:

1. Hukum Identitas (Law of Identify) yang menegaskan bahwa sesuatu itu adalah sama dengan dirinya sendiri (P = P).

2. Hukum Kontradiksi (Law of Contradiction) yang menyatakan bahwa sesuatu pada waktu yang sama tidak dapat sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat tertentu itu (tidak mungkin P = Q dan sekaligus P ≠ Q).

3. Hukum Tiada Jalan Tengah (Law of Excluded Middle) yang mengungkapkan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat tertentu atau tidak memiliki sifat tertentu itu dan tidak ada kemungkinan lain (P = Q atau P ≠ Q).

4. Hukum Cukup Alasan (Law of Sufficient Reason) yang menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu, perubahan itu haruslah berdasarkan alasan yang cukup. Itu berarti tidak ada perubahan yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Hukum ini ialah pelengkap hukum identitas.


Tokoh-tokoh dalam Sejarah Perkembangan Logika Beserta Perannya

Tokoh-tokoh dalam Sejarah Perkembangan Logika Beserta Perannya
siapa saja tokoh ilmu logika?

Thales

Merupakan filsuf pertama dalam masa filosofi alam.  Masa hidupnya diperkirakan sekitar 625-545 SM.  

Thales adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke daerah Mesir, ia mendalami ilmu matematika dan astronomi, walaupun Thales disebut sebagai Bapak Filosofi Yunani tetapi ia tidak pernah meninggalkan tulisan yang berisi buah pikirannya.

Hasil pemikiran Thales dapat dikenali dituangkan menjadi tulisan oleh muridnya Anaximandros termasuk Aristoteles.  

Buah pikiran Thales ini antara lain  dikatakan bahwa  “semuanya itu adalah air, air yang cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar segala-galanya, segala sesuatu berasal dari air dan berakhir kepada air pula”, yang menarik dari ungkapan tersebut adalah suatu ide atau pikiran dengan akal yang membebaskan diri dari belenggu dingeng/takhayul.


Anaximandros

Ia adalah murid Thales yang hidup sekitar 610-547 SM.  Menurut pendapatnya asal dari segala sesuatu itu bukan dari air tapi dari yang tidak berhingga dan tidak berkeputusan yang selalu bekerja tanpa henti-hentinya dan dikenal dengan nama apeiron.  

Apeiron ini tidak dapat disamakan dengan salah satu benda yang tampak di dunia ini, sebab segala benda yang dapat dilihat dengan panca indra kita adalah barang yang dapat berakhir dan terbatas, jadi inti ajarannya adalah segala sesuatu terjadi dari apeiron dan kembali pada apeiron dan ia menganggap bahwa jiwa yang menjadi dasar kehidupan adalah serupa dengan udara.


Anaximenes

Ia adalah salah satu filsuf alam yang memiliki buah pikiran bahwa segala sesuatu yang ada berasal dari udara, berawal dari udara dan kembali pada udara.


Herakleitos

Ia juga merupakan filsuf alam yang berpikiran bahwa segala sesuatu itu berasal dari api.


Zeno

lahir di Elea 490 SM.  Ia merupakan murid Parmenides, buah pikiran Zeno dilontarkan untuk membela ajaran gurunya dan membalikkan serangan terhadap dalil lawannya.  


Melissos

Berasal dari kota Samos sebagai murid Parmenides yang membela ajaran gurunya itu berdasarkan alasan positif artinya ia memberikan keterangan untuk memuaskan ajaran gurunya, berbeda dengan Zeno yang memberi kritik  atas logika lawannya untuk membenarkan pendiriannya sendiri.  Ada pendapat baru Melissos untuk menjelaska ajaran gurunya yaitu bahwa Yang ada itu tidak berhingga, karena apabila Yang ada itu berhingga maka Yang ada itu berawal dan berakhir.

Filsafat elea yang dibahas tersebut mempengaruhi aliran pemikiran dalam masa sesudahnya terutama tajamnya sudut pengertian yang mereka kemukakan. 

 Apabila dilihat dari ajaran Zeno, maka seolah-olah uraian mereka hanya persilatan kata saja, tapi jika dipandang maka akan tampak satu logika yang terkandung di dalamnya yaitu munculnya dasar dialektik yaitu komunikasi dengan bicara.


Socrates

Lahir di Athena 470 SM.  Ajaran Socrates tidak pernah ditulis sendiri tapi diketahui dari perbuatan dan cara hidupnya.  Tujuan Socrates adalah mengajar orang mencari kebenaran yang tidak bersandar pada agama tapi pada fungsi yang hidup sehingga ia tidak mengajarkan kebenaran tersebut.  

Ajaran Socrates lebih banyak diketahui dari tulisan muridnya yaitu Plato yang mengemukakan bahwa tujuan filosofi Socrates adalah mencari kebenaran yang berlaku selama-lamanya. 

Socrates berpendapat bahwa kebenaran itu sifatnya tetap dan harus dicari, namun caranya bukan dengan berpikir sendiri tapi  berdiskusi dengan orang lain yang harus dianggap sebagai teman bukan lawan sebab kebenaran harus muncul dari jiwa temannya itu.  

Ia pun tidak mengajar teman tersebut tapi membantu mengeluarkan apa yang tersimpan  dalam jiwa temannya itu, dengan demikian cara yang ditempuhnya ini disebut metode induktif dan definisi. 

Induksi menjadi dasar definisi, namun induksi menurut Socrates adalah memperbandingkan secara kritis, ia tidak berusaha mencari yang umum dari soal-soal individual tapi ia mencoba mencapai dengan contoh dan persamaan yang diuji dengan saksi dan lawan saksi, sehingga berbeda dengan pengertian induksi pada saat sekarang ini yang mencari pengertian umum dari kejadian-kejadian khusus.


Plato

Lahir di Athena 427 SM, ia berasal dari keluarga aristokrat yang turun temurun memegang peranan penting dalam politik Athena. Karya-karya Plato dituangkan menjadi tulisan dalam 4 masa yaitu :

1. Karangan yang ditulis dalam masa mudanya tentang pembentukan pengertian dalam daerah etika sebagai perwujudan hasil pemikiran gurunya yaitu Socrates.

2. Tulisan dalam masa peralihan yang disebut “Masa Megara” membicarakan pertentangan politik dan pandangan hidup.

3. Buah pikiran yang dipersiapkan dalam masa matangnya terkenal dengan masa Politiea II-X dan menjadi dasar teori pengetahuan metafisika, fisika, psikologi, etik, politik dan estetika.

4. Ajaran yang ditulis pada hari tuanya yang membawa pembaca ke arah kriminologi dan filosofi alam.  Pada awalnya ajaran itu dikemukakan hanya sebagai teori logika lalu berkembang menjadi pandangan hidup, dasar umum ilmu dan politik sosial serta mencakup ajaran agama.


Arsitoteles

Lahir di Stageira 384 SM. Ia adalah murid Plato.  Arsitoteles sependapat dengan Plato bahwa kebenaran yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan jalan pengertian.  Intisari ajaran Arsitoteles adalah Silogisme yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan yang umum atas kenyataan yang khusus.

Arsitoteles membagi logika dalam 3 bagian yaitu mempertimbangkan, menarik kesimpulan dan membuktikan/menerangkan.

Hukum logika menurut Ar ada 3 yaitu : 

1. Hukum Identitas

2. Hukum Kontradiksi

3. Hukum Penyingkiran Ketiga

4. Hukum Cukup Alasan

Aristoteles disebut sebagai Bapak Logika, karena dialah yang pertama kali membentangkan cara berpikir yang berpikir yang teratur dalam suatu sistem. Pandangan Aristoteles lebih realistis dari pada Plato yang selalu melihat yang abstrak, hal ini dilatarbelakangi didikan masa kecilnya yang selalu dihadapkan pada bukti dan kenyataan. 

Tag: sejarah perkembangan logika, ilmu logika adalah mempelajari tentang, sejarah logika, Awal Mula Perkembangan Logika dari Dulu Hingga Sekarang, perbedaan logika tradisional dan modern logika adalah makalah sejarah perkembangan logika logika pertama kali diperkenalkan oleh makna dan pengertian logika macam-macam logika filsafat logika pdf logika modern

Berikut sedikit kisah sejarah perkembangan Logika dari masa ke masa. Baca juga: Pengertian dan Definisi Logika Menurut Para Ahli.


0 Response to " Sejarah Logika, Awal Mula Perkembangan Logika dari Dulu Hingga Sekarang"

Posting Komentar